BERSIKAP ADIL KEPADA SIAPA SAJA
Dalam situasi apa pun, marilah kita nikmati hidup mulia dengan bersikap adil dalam segala hal dan sekecil apa pun, dengan demikian hidup ini akan bermanfaat. Di akhirat tak akan ada yang menuntut karena kezaliman kita di dunia ini sehingga walaupun amal kita tak banyak namun keadilan akan menyelamatkannya.
Semoga bangsa kita lambat laun semakin merebak para pencinta keadilan yang berjuang keras untuk hidup dalam suasana yang adil, bebas dari kezaliman satu sama lain, berganti dengan suasana penuh kasih sayang, dibimbing oleh para tokoh dan para pemimpin serta aparatnya yang adil di jalan Allah.
"Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa" (Q.S. al-Maidah [5]:8)
Kehancuran diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bahkan kehancuran sebuah bangsa terjadi akibat merajalelanya kezaliman. Kezaliman adalah kegelapan yang menutupi sinar kemuliaan. Manusia menjadi hina dan nista, hidup penuh ketegangan, kecemasan, tidak tenteram, takut hak-haknya dirampas dengan sewenang-wenang. Kezaliman adalah perbuatan dosa terkutuk yang pasti dibalas oleh Allah dengan balasan yang setimpal dunia maupun akhirat.
"Janganlah kamu berbuat zalim karena akibatnya bilaman kamu berdoa, maka doamu tidak dikabulkan lagi. Dan jika kamu minta hujan akan diberi hujan dan jika kamu minta pertolongan niscaya tidak akan diberi pertolongan." (H.R. Thabrani).
Musibah beruntun dan kemalangan yang bertubi-tubi boleh jadi adalah akibat kezaliman kepada kedua orang tua. Termasuk kezaliman pula bila seseorang tidak menghormati para ulama dan guru. Mereka adalah orang-orang yang mengantarkan kita mengenal hidup dan kebijaksanaan.
Tidak mendidik anak dengan baik, tidak memberi makan dengan harta halal, tidak mencarikan lingkungan yang baik, tidak mendoakan dan pilih kasih satu terhadap yang lainnya adalah contoh-contoh kezaliman terhadap keluarga.
Pengusaha yang sibuk memperkaya diri dengan mengeksploitasi karyawan; upah rendah, tidak peduli terhadap kesejahteraan karyawan, tidak memberikan hak kesehatan, hak ibadah, hak kehormatan, hak pengembangan diri, maka akan datang saaat kehancurannya. Celaka orang mencuri hak kaum dhuafa dengan tidak membayar zakat, menelantarkan anak yatim dan tidak memberi makan kepada fakir miskin.
Murka Allah akan ditimpakan atas aparat hukum yang menukar keadilan dengan uang. Yang salah dibela dan yang benar dijerumuskan. Masyarakat menjadi tidak percaya pada hukum, kelaliman dan kezaliman merebak, hukum rimba akan bangkit dan merusak martabat manusia. Bila seseorang ingin bahagia, selamat, sukses dan mulia maka hendaklah ia benar-benar menegakkan keadilan dan menjauhi kezaliman terhadap siapa pun dan dalam bentuk apa pun.
Bagaimana agar dapat bersikap adil? Pertama, tekad. Tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup ini akan berkah. Selalu dihujamkan dalam hati bahwa berbuat zalim berarti mengundang kehancuran. Berbuat adil berarti mengundang keberkahan dan keselamatan.
Kedua, ilmu. Untuk dapat berlaku adil seseorang harus tahu hak, kewajiban dan aturan hidup yang lurus serta benar. Kita harus sungguh-sungguh belajar sehingga tahu apa hak Allah, hak diri, hak orang tua, hak umat dan hak keluarga sehingga tidak ada pelanggaran hak, baik sengaja atau tidak sengaja.
Ketiga, bertindak obyektif. Tidak bertindak tergesa-gesa dan sembarangan serta hanya mengandalkan emosi. Setiap tindakan selalu berdasarkan data dan fakta yang akurat.
Keempat, membiasakan diri dengan keadilan. Selalu bertindak adil dalam perkara sesederhana dan sekecil apa pun. Setiap perbuatan harus bebas dari kezaliman walau sebesar zarah.
Adil terhadap Allah berarti penuhi hak-hak Allah dengan jalan mengabdi pada-Nya dan mengikuti tuntunan Rasulullah. Adil terhadap diri berarti penuhi hak lahir dengan memelihara tubuh dan penuhi hak batin dengan mendidik akal dan hati.
Adil kepada orang tua penuhi haknya dan berbakti kepada keduanya. Adil terhadap guru, hormati, bersilaturahmi, kenang jasa-jasanya. Adil terhadap masyarakat tegakkan wibawa hukum karena di sanalah letak kehormatan dan kemuliaan bangsa.
0 komentar :
Posting Komentar